Selasa, 03 Maret 2015

Pukat Ikan

Pukat adalah jaring besar yang digunakan untuk meangkap ikan. Cara penggunaannya dengan pelampung dibagian atas ddan pemberat pada bagian bawah. Maka bentuk nya akan menjadi seperti dinding jaring dalam air yang mengelilingi ikan-ikan. Berikut adalah jenis-jenis Pukat.


Pukat Kantong

Pukat Kantong adalah jaring yang dilengkapi sayap-sayap pada sisi kanan dan kirinya, serta kantong berbentik kerucut pada ujung belakangnya sebagai tempat terkumpulnya ikan-ikan yang terjaring.













Payang

Payang merupakan pukat kantong yang dioperasikan pada permukaan air, pukat ini dilengkapi dengan pelampung pada bagian atasnya. Payang banyak dipakai oleh nelayan-nelayan di Indonesia, dengan menggunakan perahu yang dinamai perahu payang atau perahu mayang. Pukat ini biasa digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis terutama pelagis kecil dari atas perahu.




Pukat Lampara

Pukat Lampara (Lampara Nets) biasa dioperasikan untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Misalnya untuk menangkap sarden di Laut Tengah, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan, ikan teri dan makerel di Argentina, serta torani di Jepang. 
Pukat Lampara  adalah pukat sederhana yang dioperasikan dengan menggunakan kapal. Tali bagian bawah sedikit lebih pendek yang menjadikannya melengkung dan mencembung membentuk setengah mangkuk. Lampara dilengkapi dua sayap dan bagian belakang memiliki mesh yang lebih kecil sebagai penampung.



Pukat Pantai

Pukat pantai adalah pukat kantong yang penggunaannya pada daerah pantai. Jaring ini mula-mula ditebar tidak jauh di muka pantai dengan bantuan perahu, sementara salah satu ujung tali utama pukat diikatkan di pantai. Setelah melingkar ke tengah, perahu kembali ke pantai dan mempertemukan kedua ujung tali utama pukat, untuk kemudian pukat ditarik dari tepi pantai dengan menggunakan tenaga manusia.







Pukat Cincin


Pukat Cincin (Purse Seine) adalah pukat yang bagian sisi bawah dilengkapi dengan tali elastis, yang menjadikannya dapat ditarik sehingga merapatkan sisi bawah jaring dan memebentuk sebuah mangkuk. Target utama dari jaring ini adalah ikan-ikan yang hidup bergerombol seperti sarden dan tuna. Penggunaan pukat cincin dapat berdampak negatif pada stok ikan, karena seringkali menangkap hasil samping (bycatch, ikan bukan target) yang tidak selalu diinginkan, serta memberikan tekanan yang cukup besar bagi populasi ikan. Karena itulah, penggunaan pukat cincin dikendalikan di banyak negara. Srilanka, misalnya, melarang penggunaan pukat ini pada jarak 7 km dari garis pantai.



Pukat Harimau

Pukat Harimau (Trawl)  adalah semacam pukat kantong yang dioperasikan dengan cara ditarik pada jarak yang panjang, untuk menangkap ikan-ikan yang berada pada daerah yang dilewati. Pukat ini ada yang dioperasikan di tengah-tengah kolom air (midwater trawl), untuk menangkap ikan-ikan pelagis, dan ada pula yang dioperasikan di dasar perairan (bottom trawl).Pukat harimau banyak mengundang protes pecinta lingkungan maupun nelayan-nelayan lain, karena sifatnya yang merusak. Terutama yang dioperasikan di dasar laut, pukat ini dapat merusak terumbu karang, menimbulkan kekeruhan di dasar perairan, dan menangkap ikan-ikan atau hewan-hewan bukan target (bycatch). Tangkapan samping ini pada akhirnya akan banyak dibuang, dan menimbulkan masalah lingkungan yang baru.



Dogol atau Cantrang

Dogol adalah pukat kantong yang dioperasikan di dasar perairan, terutama untuk menangkap ikan-ikan demersal dan hewan-hewan dasar lainnya. Dogol pada dasarnya mirip, dengan Danish seine yang dipakai di dunia barat. Pukat dogol berbeda dengan pukat harimau (trawl), karena dogol tidak ditarik kecuali sepanjang tali utamanya saja.




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami