Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah mempengaruhi situasi ekonomi makro yang dilaksanakan dengan mempengaruhi pasar uang atau kebijakan moneter bisa juga diartikan sebagai tindakan pemerintah dalam mempengaruhi proses penciptaan dan supply uang. Dengan mempengaruhi penciptaan uang berarti pemerintah juga mempenagruhi jumlah uang yang beredar. Dengan mempengaruhi jumlah uang yang berdar berarti pemerintah juga mempengaruhi tingkat bunga yang berlaku dan selanjutnya akan berdampak pada agregat demand dan income.
Dengan tindakan pemerintah menambah supply uang, sesuai dengan pertimbangan kebutuhan ekonomi dan politik, maka kurva LM akan bergeser ke kanan. Dampak penambahan supply uang ini dapat dilihat pada Gambar. Pada awalnya titik keseimbangan berada pada E0 dengan uang yang disupply pemerintah sejumlah tertentu dan dengan tingkat bunga pada i0 dan income Y0. Pemerintah kemudian menaikan supply uang sehingga kurva LM0 bergeser ke kanan menjadi LM1 sehingga tingkat bunga turun menjadi i1. Penurunan tingkat bunga, akibat penambahan supply uang, menyebabkan investasi naik sehingga income juga naik. Kenaikan investasi juga menaikan AD dan kenaikan AD berarti kenaikan income dan output. Besarnya kenaikan income adalah akibat penambah supply uang adalah sebagai berikut :
Kenaikan
supply uang menggeser kurva LM ke kanan. Pasar uang menyesuaikan dengan cepat
sehingga bunga turun ke titik E2. Bunga yang rendah mendorong investasi naik
sehingga pengeluaran dan dan income naik ke Y1. Kenaikan income menyebabkan
bunga naik ke E1.
Sebelum
keseimbangan mencapai titik E1 maka lebih dulu keseimbangan adalah
pada titik E2, hal ini karena proses penyesuaian di pasar uang dapat
terjadi dengan sangat cepat. Kelebihan supply uang yang terjadi segera diserap
oleh publik. Akibatnya harga obligasi naik dan tingkat bunga turun (ingat
permintaan uang berbanding terbalik dengan tingkat bunga). Karena tingkat bunga
turun maka permintaan uang segera naik sehingga pasar uang segera seimbang pada
titik E1. Turunnya bunga mengakibatkan income naik ke Y1.
Besarnya kenaikan income adalah Y0Y1 lebih kecil dari 1/k
∆ M/P, hal ini disebabkan karena kurva LM tidak tegak sehingga kebijakan
moneter kurang efektif. Bila kurva LM tegak maka penambahan income akan sama
dengan 1/k ∆ M/P.
Argumen lain adalah pada titik E2
tersebut terjadi kelebihan permintaan barang (Excess Demand of Goods)
dimana income tinggi tetapi tingkat bunga rendah sehingga permintaan investasi
naik dan permintaan barang juga tinggi. Sebagai respon produsen menaikan output
sehingga income naik. Naiknya income menyebabkan permintaan uang naik sehingga
tingkat bunga kembali naik. Akhirnya titik keseimbangan dicapai pada titik E1.
Secara ringkas proses yang terjadi adalah sebagai berikut, MS ↑ → i
↓ → AD (I atau C)↑ → Y↑. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila terjadi penurunan
supply uang, yaitu tingkat bunga akan naik, agregat demand turun, dan income
juga akan turun.
Efektifitas kebijakan moneter
tergantung pertama, dari tingkat kemiringan kurva LM. Bila kurva LM
vertical maka semakin besar dampak dari kebijakan
moneter terhadap perubahan income dan sebaliknya bila kurva LM semakin miring
maka semakin kurang efektif kebijakan moneter tersebut karena sangat kecil
dampaknya terhadap penambahan income. Berarti efektifitas kebijakan moneter
akan dipengaruhi oleh factor yang menentukan kemiringan kurva LM. Kemiringan
kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas permintaan uang terhadap
tingkat bunga (koefisien b pada persamaan 6.5). Bila permintaan uang
sangat sensitive terhadap perubahan bunga (b besar) maka kurva LM akan
miring. Ini berarti bahwa sedikit perubahan tingkat bunga mengakibatkan penurunan tingkat bunga sehingga
pengeluaran investasi akan semakin besar.
Faktor kedua yang mempengaruhi
efektifitas kebijakan moneter adalah kemiringan kurva IS, semakin tegak kurva
IS maka semakin tidak efektif kebijakan moneter, sebaliknya bila kurva IS
semakin datar maka kebijakan moneter akan semakin efektif. Kemiringan kurva IS
tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan tingkat
bunga. Bila pengeluaran investasi sangat sensitif terhadap perubahan bunga maka
sedikit perubahan tingkat bunga akan mengakibatkan perubahan investasi yang
relative lebih besar. Dalam keadaan seperti ini maka bentuk kurva IS akan
semakin mendatar. Pengeluaran investasi yang sensitive terhadap bunga merupakan
indikasi bahwa ekonomi berada dalam keadaan tidak full employment,
artinya masih banyak factor produksi yang belum dipakai penuh. Bila ekonomi
berada dalam keadaan full employment maka pengeluaran investasi menjadi
tidak sensitive terhadap perubahan bunga dan bentuk kurva IS adalah vertical.
Dalam keadaan seperti ini maka bila stok uang ditambah (kebijakan moneter) maka
income tidak akan naik walupun tingkat bunga turun. Keadaan ini disebabkan
karena investasi tidak respon terhadap penurunan bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami