Jar Test adalah alat yang digunakan
untuk mengetahui proses koagulasi dan flokulasi dalam penentuan dosis optimum
koagulan khususnya Alum untuk koagulasi air tanah. Jar Test dilengkapi dengan
pengaduk, pengatur waktu dan kontrol kecepatan pengadukan. kinerja dari alat
yang dibuat dapat diketahui dengan membandingkan hasil analisa nilai parameter
air tanah menggunakan Jar Test yang dibuat, dengan Jar Test standar.
Parameter yang dianalisa adalah pH, turbidity, conductivity, TSS dan TDS. Perbedaan dosis optimum yang dicapai dari pengujian dengan Jart Test yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kecepatan pengadukan, pembubuhan dosis dan waktu pengambilan sampel yang tidak bersamaan. Untuk mengoptimalkan Jar Test yang dibuat sebaiknya ditambahkan peralatan pengukuran langsung parameter pH, Turbidity, conductivity, dan TDS secara digital. Sehingga lebih praktis dalam pengukuran nilai parameter-parameter tersebut (Yuliani, 2010). Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002).
Parameter yang dianalisa adalah pH, turbidity, conductivity, TSS dan TDS. Perbedaan dosis optimum yang dicapai dari pengujian dengan Jart Test yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kecepatan pengadukan, pembubuhan dosis dan waktu pengambilan sampel yang tidak bersamaan. Untuk mengoptimalkan Jar Test yang dibuat sebaiknya ditambahkan peralatan pengukuran langsung parameter pH, Turbidity, conductivity, dan TDS secara digital. Sehingga lebih praktis dalam pengukuran nilai parameter-parameter tersebut (Yuliani, 2010). Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002).
Hubungan
antara jar test dan nilai kekeruhan yaitu pada keterkaitan hasil akhirnya. Jar
test memiliki hasil pengukuran akhir berupa nilai TSS dari suatu limbah yang
telah diendapkan sehingga secara tidak langsung juga mengetahui derajat
kekeruhan dari sampel limbah cair yang sedang diuji. Hal ini dapat terlihat
dari perubahan kekeruhan dari limbah cair pada saat sebelum dan sesudah
perlakuan jar test (Sary, 2009).
Salah satu langkah penting dalam
pengolahan air untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari
air tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan
koloid yang tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, dan sebagainya.
Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut sulit mengendap dengan proses
sedimentasi biasa (Wagiman dan Setyoningrum Desi, 2014).
Padatan tersuspensi
adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat
mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang
ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya. Air buangan industri
mengandung jumlah padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi
tergantung dari jenis industrinya. Air buangan dari industri-industri makanan
sering mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah relatif tinggi (Alaert dan
Santika, 1987).
Hasil simulasi menunjukkan respon
dinamik antara konsentrasi kekeruhan dan konsentrasi dosis, yakni konsentrasi
kekeruhan bergantung pada kondisi akhir dari konsentrasi dosis, sedangkan konsentrasi
dosis terus bergerak menurun selama proses berlangsung. Pemberian dosis
koagulan selama proses berlangsung terbukti dapat menurunkan konsentrasi
kekeruhan air. Semakin tinggi tingkat konsentrasi kekeruhan air, maka semakin
besar konsentrasi dosis yang harus diberikan (Permatasari J T, Apriliani E,
2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami