Kentut atau flatuensi merupakan sebuah anugrah yang
diberikan Allah SWT kepada manusia. Tanpa bisa kentut, mungkin kita sudah masuk
rumah sakit karena pencernaannya tergangu. Maka, bersyukurlah kita masih bisa
kentut.
Permasalahannya adalah
tatkala kentut keseringan. Kita pasti merasa tidak nyaman dengan keadaan
seperti itu. Di saat sholat, tiba-tiba di bagian belakang tubuh kita merasakan
keluarnya udara dari dalam tubuh, sehinggga terpaksa kita harus mengulangi
wudhu lagi. Lalu, apa penyebab kentut yang keseringan dan bagaimana cara
mengatasinnya ? mari kita simak bersama.
Komposisi kentut dalam
tubuh manusia sangat bervariasi dan tergantung dari makanan yang dikonsumsinya.
Berawal dari udara yang mengandung oksigen lalu masuk ke dalam tubuh, udara
tersebut diabsorpsi oleh tubuh menjadi nitrogen sebelum sampai di usus. Di
dalam usus terjadi reaksi kmia antara asam perut dan cairan usus sehingga
menghasilkan gas karbondioksida. Di samping itu, bakteri juga berperan dalam
pembusukan zat makanan yang ada di dalam perut.
Proses terjadinya kentut
berawal dari gerakan peristaltik (meremas) yang ada di dalam usus besar. Dalam
gerakan peristaltik ini, usus mendorong isinya untuk bergerak ke bawah. Tekanan
di sekitar anus menjadi lebih rendah. Gerakan peristaltik usus menjadikan ruang
rahim menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk
bergerak ke kawasan yang bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam
perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung menjadi gelembung
besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas
lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yang rumit dan
berbelit-belit.
Selain itu, kentut sendiri
terjadi karena kita terlalu banyak makan makanan yang mengandung protein
tinggi. Makin banyak protein yang dikonsumsi maka makin banyak pula kentut yang
dikeluarkan. Zat protein sendiri terbagi menjadi 2 macam, ada protein nabati
dan hewani. Dua-duanya memiliki potensi yang sama dalam menciptakan kentut.
Kembali ke masalah kentut,
karena semakin banyak asupan dari protein tadi sehingga menyebabkan semakin
banyak gas yang dikeluarkan. Gas ini bisa bermacam-macam bentuknya dan yang
terbesar berupa H2S (Hidrogen Sulfida) yang merupakan gas sisi kotoran dari
makanan yang dikonsumsi. Di samping Hidrogen Sulfida, kentut juga mengandung
zat markaptan. Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan, maka makin banyak
pula sulfida dan markaptan yang diproduksi oleh bakteri dalam perut. Nah, yang
mencium baunya inilah akan merasakan „aroma khas“ dari kentut seseorang. Kentut
sendiri akan berbau tambah busuk mankala ditahan dan kemudian dikeluarkan.
Problem sering kentut ini
sering disebabkan oleh penyempitan ruang usus besar. Ini sering terjadi pada
orang-orang yang tengah lapar atau sedang berpuasa. Ketika ruang menyempit maka
gerakan peristaltiknya juga akan semakin pelan, maka proses mendorong gas dari
usus besar akan semakin sering. Karena sering inilah, teradi penumpukan gas
yang menyebabkan seseorang menjadi sering kentut.
Selanjutnya, kentut bisa
terjadi karena proses makan seseorang yang lebih sering. Keadaan ini banyak
kita jumpai pada orang-orang yang berada di daerah dingin. Ketika suhu udara
dingin, pola perilaku seseorang dalam mengkonsunsi makanan menjadi lebih aktif.
Otomatis, proses pengolahan makanan di dalam usus besar juga menjadi lebih
banyak. Pengolahan makanan yang lebih banyak ini menyebabkan gas-gas sisa yang
dikeluarkan menjadi lebih banyak pula.
Namun demikian dibalik
semua ciptaanNya pasti terkandung rahasia yang telah menjadi hukum alam.
Wallahu’alam bis shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami