Sabtu, 10 Oktober 2009

Sering Kentut

Kentut atau flatuensi merupakan sebuah anugrah yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Tanpa bisa kentut, mungkin kita sudah masuk rumah sakit karena pencernaannya tergangu. Maka, bersyukurlah kita masih bisa kentut.

Permasalahannya adalah tatkala kentut keseringan. Kita pasti merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti itu. Di saat sholat, tiba-tiba di bagian belakang tubuh kita merasakan keluarnya udara dari dalam tubuh, sehinggga terpaksa kita harus mengulangi wudhu lagi. Lalu, apa penyebab kentut yang keseringan dan bagaimana cara mengatasinnya ? mari kita simak bersama.

Komposisi kentut dalam tubuh manusia sangat bervariasi dan tergantung dari makanan yang dikonsumsinya. Berawal dari udara yang mengandung oksigen lalu masuk ke dalam tubuh, udara tersebut diabsorpsi oleh tubuh menjadi nitrogen sebelum sampai di usus. Di dalam usus terjadi reaksi kmia antara asam perut dan cairan usus sehingga menghasilkan gas karbondioksida. Di samping itu, bakteri juga berperan dalam pembusukan zat makanan yang ada di dalam perut.

Proses terjadinya kentut berawal dari gerakan peristaltik (meremas) yang ada di dalam usus besar. Dalam gerakan peristaltik ini, usus mendorong isinya untuk bergerak ke bawah. Tekanan di sekitar anus menjadi lebih rendah. Gerakan peristaltik usus menjadikan ruang rahim menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yang bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung menjadi gelembung besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yang rumit dan berbelit-belit.

Selain itu, kentut sendiri terjadi karena kita terlalu banyak makan makanan yang mengandung protein tinggi. Makin banyak protein yang dikonsumsi maka makin banyak pula kentut yang dikeluarkan. Zat protein sendiri terbagi menjadi 2 macam, ada protein nabati dan hewani. Dua-duanya memiliki potensi yang sama dalam menciptakan kentut.

Kembali ke masalah kentut, karena semakin banyak asupan dari protein tadi sehingga menyebabkan semakin banyak gas yang dikeluarkan. Gas ini bisa bermacam-macam bentuknya dan yang terbesar berupa H2S (Hidrogen Sulfida) yang merupakan gas sisi kotoran dari makanan yang dikonsumsi. Di samping Hidrogen Sulfida, kentut juga mengandung zat markaptan. Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan, maka makin banyak pula sulfida dan markaptan yang diproduksi oleh bakteri dalam perut. Nah, yang mencium baunya inilah akan merasakan „aroma khas“ dari kentut seseorang. Kentut sendiri akan berbau tambah busuk mankala ditahan dan kemudian dikeluarkan.

Problem sering kentut ini sering disebabkan oleh penyempitan ruang usus besar. Ini sering terjadi pada orang-orang yang tengah lapar atau sedang berpuasa. Ketika ruang menyempit maka gerakan peristaltiknya juga akan semakin pelan, maka proses mendorong gas dari usus besar akan semakin sering. Karena sering inilah, teradi penumpukan gas yang menyebabkan seseorang menjadi sering kentut.

Selanjutnya, kentut bisa terjadi karena proses makan seseorang yang lebih sering. Keadaan ini banyak kita jumpai pada orang-orang yang berada di daerah dingin. Ketika suhu udara dingin, pola perilaku seseorang dalam mengkonsunsi makanan menjadi lebih aktif. Otomatis, proses pengolahan makanan di dalam usus besar juga menjadi lebih banyak. Pengolahan makanan yang lebih banyak ini menyebabkan gas-gas sisa yang dikeluarkan menjadi lebih banyak pula.

Namun demikian dibalik semua ciptaanNya pasti terkandung rahasia yang telah menjadi hukum alam. Wallahu’alam bis shawab.



Oase/sept 2009/15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami