Rabu, 24 September 2014

Analisa Jar Test

          Jar Test adalah alat yang digunakan untuk mengetahui proses koagulasi dan flokulasi dalam penentuan dosis optimum koagulan khususnya Alum untuk koagulasi air tanah. Jar Test dilengkapi dengan pengaduk, pengatur waktu dan kontrol kecepatan pengadukan. kinerja dari alat yang dibuat dapat diketahui dengan membandingkan hasil analisa nilai parameter air tanah menggunakan Jar Test yang dibuat, dengan Jar Test standar.

Parameter yang dianalisa adalah pH, turbidity, conductivity, TSS dan TDS. Perbedaan dosis optimum yang dicapai dari pengujian dengan Jart Test yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kecepatan pengadukan, pembubuhan dosis dan waktu pengambilan sampel yang tidak bersamaan. Untuk mengoptimalkan Jar Test yang dibuat sebaiknya ditambahkan peralatan pengukuran langsung parameter pH, Turbidity, conductivity, dan TDS secara digital. Sehingga lebih praktis dalam pengukuran nilai parameter-parameter tersebut (Yuliani, 2010). Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002).

            Hubungan antara jar test dan nilai kekeruhan yaitu pada keterkaitan hasil akhirnya. Jar test memiliki hasil pengukuran akhir berupa nilai TSS dari suatu limbah yang telah diendapkan sehingga secara tidak langsung juga mengetahui derajat kekeruhan dari sampel limbah cair yang sedang diuji. Hal ini dapat terlihat dari perubahan kekeruhan dari limbah cair pada saat sebelum dan sesudah perlakuan jar test (Sary, 2009).

            Salah satu langkah penting dalam pengolahan air untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, dan sebagainya. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut sulit mengendap dengan proses sedimentasi biasa (Wagiman dan Setyoningrum Desi, 2014).

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya. Air buangan industri mengandung jumlah padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi tergantung dari jenis industrinya. Air buangan dari industri-industri makanan sering mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah relatif tinggi (Alaert dan Santika, 1987).

            Hasil simulasi menunjukkan respon dinamik antara konsentrasi kekeruhan dan konsentrasi dosis, yakni konsentrasi kekeruhan bergantung pada kondisi akhir dari konsentrasi dosis, sedangkan konsentrasi dosis terus bergerak menurun selama proses berlangsung. Pemberian dosis koagulan selama proses berlangsung terbukti dapat menurunkan konsentrasi kekeruhan air. Semakin tinggi tingkat konsentrasi kekeruhan air, maka semakin besar konsentrasi dosis yang harus diberikan (Permatasari J T, Apriliani E, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami