Selasa, 08 Oktober 2013

Denah Tata Letak

Salah satu kegiatan rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik dan menangani pemindahan bahan. Tata letak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan bahan di pabrik sehingga kemudian disebut tata letak dan pemindahan bahan (Machfud dan Agung, 1990).

Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan dalam beberapa hal akanjuga menjaga kelangsungan hidup atau keberhasilan suatu perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil. Bila ditinjau secara umum, tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator (Anonim 1, 2009).

Desain tata letak pabrik melibatkan penentuan besarnya ruang kerja (floor space) yang dibutuhkan untuk meletakkan tiap – tiap komponen produksi, yaitu para pekerja, peralatan, bahan mentah dan inventaris serta menata dan mengatur berbagai aktivitas produksi guna menjamin terciptanya kelancaran, keamanan dan efisiensi operasional (Wright, 2005).

Adapun pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam sistem produksi, antara lain :

1.     Menaikkan output produksi
2.     Mengurangi waktu tunggu
3.     Mengurangi proses pemindahan bahan
4.     Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dsb)
5.      Peningkatan pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi
6.     Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
7.     Termanfaatkannya tenaga kerja dan ruang secara efektif
8.      Memperbaiki moral dan kepuasaan kerja
9.      Memberikan kemudahan perawatan fasilitas dan kebersihan
10.  dan lain-lain

Pengaturan tata letak tersebutpada dasarnya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi biaya operasi, dapat diperoleh harga produk yang rendah, sehingga mampu bersaing di pasar bebas (Anonim 2, 2009). Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai berikut :

1.  Analisa produk yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat.

2. Analisa proses adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produk.komponen.

3.   Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.

Aliran barang biasanya merupakan hal pokok dalam fasilitas produksi sehingga harus dirancang dengan cermat dan terstruktur. Enam prinsip dasar tata letak menurut Apple (1990) yaitu :

1.     Integrasi keseluruhan dari semua factor yang mempengaruhi proses produksi.
Tata letak pabrik harus meliputi integrasi dari semua fasilitas menjadi satu unit operasi. Tata letak pabrik dapat mendukung proses manufaktur sehingga dapat berjalan baik.

2.    Perpindahan jarak seminimum mungkin.
Setiap proses industri mencakup beberapa pergerakan material yang tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan. Spesialisasi dari pekerja dan mesin merupakan inti dari efisiensi produksi. Pergerakan material dapat diminimumkan dengan cara mengurangi jarak perpindahannya. Hal ini berarti mencoba menempatkan operasi berikutnya berdekatan dengan operasi sebelumnya sehingga dapat menghilangkan transportasi diantara operasi tersebut.

3.    Aliran kerja berlangsung secara lancar melalui pabrik
Tipe aliran ini merupakan tipe aliran yang konstan menuju proses produksi akhir dengan gangguan dan kemacetan minimum.

4.    Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien
Pada dasarnya layout merupakan pengaturan ruangan yang mencakup pekerja, material, mesin dan aktivitas pendukung yang ada di dalamnya.

5.     Kepuasan kerja dan keamanan dari pekerja
Kepuasan pekerja dapat diberikan dengan adanya jaminan keselamatan kerja sehingga dapat mencegah adanya kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi. Keamanan kerja dapat meliputi adanya penempatan mesin–mesin dan peralatan secara tepat.

6.    Pengaturan tata letak harus culup fleksibel.
Pengaturan tata letak sebuah pabrik bila diatur secara tepat akan dapat mengurangi biaya–biaya tidak langsung.

Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagiandari perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik yang dimaksud dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya saja total jarak atau total biaya perpindahan bahan.Dalam merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata letak pabrik, maka unsur-unsur fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator dan mateial. Umumnya, fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum. Hal ini dicapai melalui pengaturan mesin-mesin dan peralatan sedemikian sehingga jaraknya tidak jauh tanpa melanggar kaidah-kaidah ergonomis. Perancangan tata letak fasilitas manufaktur cukup kompleks sehingga membutuhkan pendekatan multi disiplin (Francis and White, 1974).

Pengaturan fasilitas pabrik memegang peranan penting dalam kelancaran proses produksi, sehingga akan tercapai suatu aliran kerja yang teratur, aman dan nyaman. Keberhasilan perusahaan secara profit salah satunya merupakan refleksi langsung dari kelancaran proses produksi dan pemindahan bahan yang ditangani secara bijaksana, sehingga akan menghasilkan output yang optimal. Tata letak pabrik berhubungan dengan perencanaan dan pengaturan tata letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja (Tompkins, 1992).

Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan tata letak dikelompokkan menjadi 8, yaitu (Muther, 1955) :

1.  Faktor material, antara lain desain, jenis, jumlah, kebutahn operasi dan alirannya.
2.  Faktor mesin, antara lain peralatan, perlengkapan produksi dan utilitasnya.
3. Faktor manusia, antara lain pengawasan dan pemberian bantuan sebagai pekerja langsung.
4.  Faktor perpindahan, antara lain pengangkutan antar dan interdepartemen, penanganan berbagai operasi, penyimpanan dan inspeksi.
5.  Faktor menunggu, antara lain penyimpanan secara permanen, sementara dan delay.
6.  Faktor pelayanan, antara lain perawatan, inspeksi, limbah, dan penjadwalan.

7. Faktor gedung, antara lain bagian – bagian di dalam dan di luar gedung, pembagian perlengkapan dab peralatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami