Salah satu kegiatan
rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik dan menangani
pemindahan bahan. Tata letak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan
bahan di pabrik sehingga kemudian disebut tata letak dan pemindahan bahan
(Machfud dan Agung, 1990).
Tata letak pabrik
merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik yang
terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan
produksi dan dalam beberapa hal akanjuga menjaga kelangsungan hidup atau
keberhasilan suatu perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal
harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang
sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak
berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini
akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil. Bila ditinjau secara umum, tujuan
utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas
produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga
akan dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator (Anonim 1, 2009).
Desain tata letak pabrik
melibatkan penentuan besarnya ruang kerja (floor space) yang
dibutuhkan untuk meletakkan tiap – tiap komponen produksi, yaitu para pekerja,
peralatan, bahan mentah dan inventaris serta menata dan mengatur berbagai
aktivitas produksi guna menjamin terciptanya kelancaran, keamanan dan efisiensi
operasional (Wright, 2005).
Adapun pengaturan tata
letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam sistem produksi, antara
lain :
1.
Menaikkan output produksi
2.
Mengurangi waktu tunggu
3.
Mengurangi proses pemindahan bahan
4.
Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dsb)
5.
Peningkatan pendayagunaan
pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi
6.
Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
7.
Termanfaatkannya tenaga kerja dan ruang secara efektif
8.
Memperbaiki moral dan
kepuasaan kerja
9.
Memberikan kemudahan
perawatan fasilitas dan kebersihan
10.
dan lain-lain
Pengaturan tata letak
tersebutpada dasarnya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi
biaya operasi, dapat diperoleh harga produk yang rendah, sehingga mampu
bersaing di pasar bebas (Anonim 2, 2009). Secara
singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai
berikut :
1. Analisa produk yaitu aktivitas untuk
menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat.
2. Analisa proses adalah langkah untuk
menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produk.komponen.
3. Analisa macam dan jumlah mesin /
peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
Aliran barang biasanya merupakan hal pokok dalam fasilitas
produksi sehingga harus dirancang dengan cermat dan terstruktur. Enam prinsip
dasar tata letak menurut Apple (1990) yaitu :
1. Integrasi keseluruhan dari semua factor yang mempengaruhi proses
produksi.
Tata
letak pabrik harus meliputi integrasi dari semua fasilitas menjadi satu unit
operasi. Tata letak pabrik dapat mendukung proses manufaktur sehingga dapat
berjalan baik.
2. Perpindahan jarak
seminimum mungkin.
Setiap
proses industri mencakup beberapa pergerakan material yang tidak dapat
dihilangkan secara keseluruhan. Spesialisasi dari pekerja dan mesin merupakan
inti dari efisiensi produksi. Pergerakan material dapat diminimumkan dengan
cara mengurangi jarak perpindahannya. Hal ini berarti mencoba menempatkan
operasi berikutnya berdekatan dengan operasi sebelumnya sehingga dapat
menghilangkan transportasi diantara operasi tersebut.
3. Aliran kerja berlangsung
secara lancar melalui pabrik
Tipe
aliran ini merupakan tipe aliran yang konstan menuju proses produksi akhir
dengan gangguan dan kemacetan minimum.
4. Semua area yang ada
dimanfaatkan secara efektif dan efisien
Pada
dasarnya layout merupakan pengaturan ruangan yang mencakup pekerja, material,
mesin dan aktivitas pendukung yang ada di dalamnya.
5. Kepuasan kerja dan keamanan dari pekerja
Kepuasan
pekerja dapat diberikan dengan adanya jaminan keselamatan kerja sehingga dapat
mencegah adanya kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi. Keamanan kerja
dapat meliputi adanya penempatan mesin–mesin dan peralatan secara tepat.
6. Pengaturan tata letak
harus culup fleksibel.
Pengaturan
tata letak sebuah pabrik bila diatur secara tepat akan dapat mengurangi
biaya–biaya tidak langsung.
Tata letak fasilitas dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti
aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagiandari
perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik.
Unsur-unsur fisik yang dimaksud dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan
dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi
tujuan misalnya saja total jarak atau total biaya perpindahan bahan.Dalam
merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata letak pabrik, maka
unsur-unsur fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator dan
mateial. Umumnya, fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum.
Hal ini dicapai melalui pengaturan mesin-mesin dan peralatan sedemikian
sehingga jaraknya tidak jauh tanpa melanggar kaidah-kaidah ergonomis.
Perancangan tata letak fasilitas manufaktur cukup kompleks sehingga membutuhkan
pendekatan multi disiplin (Francis and White, 1974).
Pengaturan fasilitas pabrik
memegang peranan penting dalam kelancaran proses produksi, sehingga akan
tercapai suatu aliran kerja yang teratur, aman dan nyaman. Keberhasilan
perusahaan secara profit salah satunya merupakan refleksi langsung dari
kelancaran proses produksi dan pemindahan bahan yang ditangani secara
bijaksana, sehingga akan menghasilkan output yang optimal. Tata letak pabrik
berhubungan dengan perencanaan dan pengaturan tata letak mesin, peralatan,
aliran bahan, dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja
(Tompkins, 1992).
Faktor – faktor yang
mempengaruhi perubahan tata letak dikelompokkan menjadi 8, yaitu (Muther, 1955)
:
1.
Faktor material, antara lain desain, jenis, jumlah, kebutahn
operasi dan alirannya.
2.
Faktor mesin, antara lain peralatan, perlengkapan produksi dan
utilitasnya.
3. Faktor manusia, antara lain pengawasan dan pemberian bantuan
sebagai pekerja langsung.
4.
Faktor perpindahan, antara lain pengangkutan antar dan
interdepartemen, penanganan berbagai operasi, penyimpanan dan inspeksi.
5.
Faktor menunggu, antara lain penyimpanan secara permanen,
sementara dan delay.
6.
Faktor pelayanan, antara lain perawatan, inspeksi, limbah, dan
penjadwalan.
7. Faktor gedung, antara lain bagian – bagian di dalam dan di luar
gedung, pembagian perlengkapan dab peralatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami