Aspek-aspek
ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan
suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi
terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perbedaan antara
satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor- faktor
sebagai berikut (Anonim, 2013):
1.
Keacakan/random
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok
populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan
pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara
berbagai macam masyarakat.
2.
Jenis
kelamin
Secara distribusi statistik ada perbedaan yang
signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria
dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai
perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. oleh karenanya data
anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara
terpisah.
3.
Suku
bangsa
Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa
telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya
jumlah angka migrasi dari suatu negara ke negara yang lain.
4.
Usia
Ada beberapa kelompok usia, yaitu balita,
anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Desain anthropometrinya akan
berbeda-beda sesuai dengan kelompok usia. Anthropometrinya akan cenderung terus
meningkat sampai batas usia dewasa.
5.
Jenis
pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut
adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau stafnya.
6.
Pakaian
Hal
ini merupakan sumber varibilitas yang disebabkan oleh bervariasnya iklim/musim
yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya, terutama untuk daerah
dengan empat musim.
Istilah
Anthropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti
ukuran. Secara definitif anthropometri
dapat dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb)
berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara
luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam
memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Wignjosoebroto, 2000) :
1.
Perancangan
areal kerja (work station, interior mobil, dll)
2.
Perancangan
peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
3.
Perancangan
produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dll.
4.
Perancangan
lingkungan kerja fisik.
Dalam
usaha untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor seperti
panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam posisi statis dan dinamis
(anthropometri statis dan anthropometri dinamis). Yang dimaksud dengan dimensi
tubuh manusia dalam posisi statis adalah merupakan aplikasi data nthropometri
dalam keadaan diam. Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi tubuh manusia dalam
posisi dinamis adalah berhubungan dengan pengukuran keadaan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin
terjadi saat pekerja tersebut melakukan pekerjaan, misalnya gerakan menjangkau,
mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya (Purnomo, 2004).
Dalam
pengukuran antropometri digunakan beberapa alat, diantaranya adalah Goniometer
dan kursi anthropometri. Goniometer ini dipakai untuk mengukur lekukan-lekukan
tubuh manusia. Sedangkan kursi antropometri dipakai untuk mengukur data-data
antropometri manusia dalam posisi duduk. Data yang diperoleh biasanya dipakai
untuk merancang kursi dan ketinggian meja kerja serta untuk perancangan
fasilitas kerja yang berhubungan dengan manusia pemakainya. Orang yang akan
diukur data antropometrinya harus duduk di kursi ini (Maras, W and Kim, J,
1993) .
Data-data
dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data anthropometri,
digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan
ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya
maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data tersebut, yaitu perancangan
fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang dapat
disesuaikan, dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakaiannya
(Sutalaksana, 1979) :
1.
Perancangan
berdasarkan individu ekstrim.
Prinsip ini digunakan
apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai
dengan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya (biasanya
minimal oleh 90% atau 95% pemakai). Perancangan ini didasarkan pada data
maksimum dan minimum. Contoh : tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi; tinggi
tempat duduk sesuai dengan kaki orang pendek.
2.
Perancangan
fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan
untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau
bisa dipakai dengan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Contoh
: kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan sandarannya;
tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya
.
3.
Perancangan
fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya.
Prinsip ini digunakan
dalam perancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem
pokok dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran
rata-rata. Di sini produk dirancang dan dibuat bagi mereka yang memiliki ukuran
sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang berukuran ekstrim akan dibuatkan
rancangan tersendiri.
Obyek
kerja harus diletakkan pada tempat kerja jarak visual pekerja yang optimum.
Bidang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melihat benda
kerja dengan baik dan jelas seraya menjaga tulang punggungnya pada posisi alami
(Grandjean, 1988).
Secara
umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga
buah tipe terminologi dasar yaitu ( Pheasant,1986 ) :
1.
Locator
yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang.
2.
Orientator
yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh.
3.
Potensioner
yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti
posisi duduk.
Persentil
adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang
memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil
ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran
tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada
pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan
menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan
menunjukkan ukuran “terkecil ( Anonim 2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami