Kamis, 10 Oktober 2013

Anthropometri

Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor- faktor sebagai berikut (Anonim, 2013):

1.  Keacakan/random
     Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.

2.  Jenis kelamin
     Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. oleh karenanya data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

3.  Suku bangsa
   Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari suatu negara ke negara yang lain.

4.  Usia
    Ada beberapa kelompok usia, yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Desain anthropometrinya akan berbeda-beda sesuai dengan kelompok usia. Anthropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa.

5.  Jenis pekerjaan
    Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau stafnya.

6.  Pakaian
   Hal ini merupakan sumber varibilitas yang disebabkan oleh bervariasnya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya, terutama untuk daerah dengan empat musim.

Istilah Anthropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif  anthropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Wignjosoebroto, 2000) :

1.  Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll)
2.  Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
3.  Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja   komputer, dll.
4.  Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dalam usaha untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam posisi statis dan dinamis (anthropometri statis dan anthropometri dinamis). Yang dimaksud dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi statis adalah merupakan aplikasi data nthropometri dalam keadaan diam. Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi dinamis adalah berhubungan dengan pengukuran keadaan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melakukan pekerjaan, misalnya gerakan menjangkau, mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya (Purnomo, 2004).

Dalam pengukuran antropometri digunakan beberapa alat, diantaranya adalah Goniometer dan kursi anthropometri. Goniometer ini dipakai untuk mengukur lekukan-lekukan tubuh manusia. Sedangkan kursi antropometri dipakai untuk mengukur data-data antropometri manusia dalam posisi duduk. Data yang diperoleh biasanya dipakai untuk merancang kursi dan ketinggian meja kerja serta untuk perancangan fasilitas kerja yang berhubungan dengan manusia pemakainya. Orang yang akan diukur data antropometrinya harus duduk di kursi ini (Maras, W and Kim, J, 1993) .

Data-data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data anthropometri, digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data tersebut, yaitu perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan, dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakaiannya (Sutalaksana, 1979) :

1.  Perancangan berdasarkan individu ekstrim.
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya (biasanya minimal oleh 90% atau 95% pemakai). Perancangan ini didasarkan pada data maksimum dan minimum. Contoh : tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi; tinggi tempat duduk sesuai dengan kaki orang pendek.

2.  Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Contoh : kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan sandarannya; tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya
.
3.  Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya.
Prinsip ini digunakan dalam perancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata. Di sini produk dirancang dan dibuat bagi mereka yang memiliki ukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang berukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.

Obyek kerja harus diletakkan pada tempat kerja jarak visual pekerja yang optimum. Bidang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melihat benda kerja dengan baik dan jelas seraya menjaga tulang punggungnya pada posisi alami (Grandjean, 1988).

Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminologi dasar yaitu ( Pheasant,1986 ) :

1.  Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi  dasar pengukuran titik atau bidang.
2.  Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh.
3.  Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk.

Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil ( Anonim 2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih, anda tidak menggunakan kata-kata berbau SARA. Komentar anda sangat membangun kami